Anak Kecil yang Menasehati sang Khalifah


Peristiwa tersebut terjadi di suasana berdatangannya rombongan muslimin mewakili wilayah-wilayah Islam. Suasana yang resmi. Di hadapan Amirul Mukminin baru, Umar bin Abdul Aziz. Bukan sekadar seorang Khalifah. Tetapi semua orang tahu bahwa Umar bin Abdul Aziz juga seorang ulama besar. Tentu majlis tersebut, majlis yang dihadiri oleh banyak orang besar di kekhilafahan. Saat suasana seperti itulah, sang anak maju untuk bicara. Di hadapan semua. Dalam suasana resmi negara. Umar bin Abdul Aziz mencegah: Sebentar nak, yang hendaknya bicara adalah orang yang lebih tua dari kamu.

Cerita Motivasi - Anak Ajaib

Anak kecil itu berkata: Sebentar wahai Amirul Mukminin, seseorang itu tergantung dua hal kecil (pada fisiknya); hatinya dan lisannya. Jika Allah memberikan kepada hamba lisan yang mampu bicara dengan baik dan hati yang menjaga maka sungguh ia berhak untuk bicara. Wahai Amirul Mukminin, jika yang boleh maju adalah orang yang lebih tua, maka di umat ini ada orang yang lebih tua dari dirimu (lebih berhak menduduki posisimu).

Umar bin Abdul Aziz pun berkata: Nasehatilah kami, nak dan persingkat!

Anak kecil itu berkata: Ya, wahai Amirul Mukminin. Sebagian orang tertipu dengan kemurahan Allah, panjangnya angan-angan mereka dan sanjungan orang kepada mereka, maka kaki mereka pun terpeleset dan jatuh ke dalam Neraka. Maka janganlah Anda terlena oleh kemurahan Allah, panjangnya angan-angan dan sanjungan orang kepada Anda yang akan menyebabkan kaki Anda terpeleset dan merugikan umat.

Semoga Allah tidak menjadikanmu termasuk seperti mereka dan menyatukanmu bersama orang-orang sholeh dari umat ini.

Kemudian anak itu diam.

Umar bin Abdul Aziz bertanya: Berapa umur anak ini?

Dijawab: 11 tahun

Umar bin Abdul Aziz bertanya tentang anak ini dan ternyata dia adalah anak dari Husain bin Ali radhiallahu anhum....

Umar bin Abdul Aziz pun memujinya dan mendoakannya.

Saat Umar bin Abdul Aziz meragukan usianya yang masih sangat muda, dia mampu ‘menohok’ sang khalifah dengan kalimat yang sopan tetapi dalam. Bahwa kalau usia yang menentukan, tentu di wilayah Islam ini ada orang yang lebih tua dari khalifah yang lebih berhak duduk sebagai khalifah. Kalimat yang tepat dan seketika. Tak surut oleh kalimat orang besar dan di hadapan banyak orang. Tenang dan cerdas. Logis dan tepat.

Kita juga harus belajar dari Umar bin Abdul Aziz. Yang meminta seorang anak kecil hebat untuk memberikan nasehat di forum resmi negara. Ternyata benar kata anak kecil itu, usia bukanlah yang menentukan. Dan akhirnya, kita paham siapa anak kecil tersebut. Hadzasy syiblu min dzakal asad (anak singa kecil ini lahir dari singa besar itu). Tidak ada isitilah kata ia sok tenar, sok ngetop, asalkan untaian kalimahnya mengingatkan kepada Allah, para Shalihin terdahulu generasi terbaik Islam, senantiasa memperhatikan, dan merenungkan. Tidak ada lagi egoisme bila kebenaran yang berasal dari Allah SWT, saat ayat dan hadist disampaikan dan inilah kunci solusi keselamatan dunia dan akherat. Tidak lagi dilihat siapa yang menyampaikan karena ia takut Allah SWT. Sekarang terbalik asal seseorang berharta, menguntungkan, maka ia akan didengarkan dan diangkat-angkat berlebihan pada akhirnya saat ada masa kejatuhannya ia dicampakkan begitu saja.






Artikel terkait :

0 komentar:

Posting Komentar